BAB 7 MASYARAKAT PEDESAAN dan MASYARAKAT PERKOTAAN
TUGAS 4 ILMU SOSIAL DASAR
A. Mayarakat
Perkotaan
1. Pengertian
Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community. Pengertian masyarakat
kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-cirikehidupannya
yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Perhatian khusus masyarakat kota tidak terbatas pada aspek-aspek
sepertipakaian, makanan dan perumahan, tetapi mempunyai perhatian lebih
luaslagi. Orang-orang kota sudah memandang penggunaan kebutuhan hidup,artinya
oleh hanya sekadarnya atau apa adanya. Hal ini disebabkan olehkarena pandangan
warga kota sekitarnya. Kalau menghidangkan makananmisalnya, yang diutamakan
adalah bahwa yang menghidangkannya mempunyaikedudukan sosial yang tinggi. Bila
ada tamu misalnya, diusahakanmenghidangkan makanan-makanan yang ada dalam
kaleng.
Pada orang-orangdesa ada kesan, bahwa mereka masak makanan itu sendiri
tanpamemperdulikan apakah tamu-tamunya suka atau tidak. Pada orang kota,makanan
yang dihidangkan harus kelihatan mewah dan tempatpenghidangannya juga harus me
wah dan terhormat. Di sini terlihat perbedaanpenilaian. Orang desa memandang
makanan sebagai suatu alat rnemenuhikebutuhan biologis, sedangkan pada orang
kota, makanan sebagai alat untukmemenuhi kebutuhan sosial. Demikian pula
masalah pakaian, orang kotamemandang pakaian pun sebagai alat kebutuhan sosial.
Bahkan pakaian yangdipakai merupakan perwujudan dari kedudukan sosial si
pemakai.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu :
1) Kehidupan keagamaan berkurang bila
dibandingkan dengan kehidupankeagamaan di desa. Kegiatan-kegiatan keagamaan
hanya setempat ditempat-tempat peribadatan, seperti : di masjid, gereja.
Sedangkan di luaritu, kehidupan masyarakat berada dalam lingkungan ekonomi,perdagangan.
cara kehidupan demikian mempunyai kecenderungan kearah keduniawian, bila
dibandingkan dengan kehidupan wargamasyarakatdesa yang cenderung ke arah
keagamaan.
2) Orang kota pada umumnya dapat mengurus
dirinya sendiri tanpa harusbergantung pada orang-orang lain. Yang terpenting di
sini adalah manusiaperorangan atau individu. Di kota-kota kehidupan keluarga
sering sukaruntuk disatukan, sebab perbedaan kepentingan, paham politik,
perbedaanagama, dan sebagainya.
3) Pembagian kerja di antara warga-warga kota
juga lebih tegas danmempunyai batas-batas yang nyata. Misalnya seorang pegawai
negerilebih banyak bergaul dengan rekan-rekannya daripada tukang-tukangbecak,
tukang kelontong atau pedagang kaki lima lainnya. Seorang sarjanaekonomi akan
lebih banyak bergaul dengan rekannya dengan latarbelakang pendidikan dalam ilmu
ekonomi daripada dengan sarjana-sarjanailmu politik, sejarah, atau yang
lainnya. Begitu pula dalam lingkunganmahasiswa mereka lebih senang bergaul
dengan sesamanya daripadadengan mahasiswa yang tingkatannya lebih tinggi atau
rendah.
4) Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan
pekerjaan juga lebihbanyak diperoleh warga kota daripada warga desa. Pekerjaan
para wargadesa lebih bersifat seragam, terutama dalam bidang bertani. Oleh
karenaitu pada masyarakat desa tidak banyak dijumpai pembagian kerjaberdasarkan
keahlian. Lain halnya di kota, pembagian kerja sudah meluas,sudah ada
macam-macam kegiatan industri, sehingga tidak hanya terbataspada satu sektor
pekerjaan.Singkatnya, di kota banyak jenis-jenis pekerjaan yang dapat
dikeriakanoeh warga-warga kota, mulai dari pekerjaan yang sederhana sampaipada
yang bersifat teknologi.
5) Jalan pikiran rasional yang pada umumnya
dianut masyarakat perkotaan,menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi
lebih didasarkan padafaktor kepentingan daripada faktor pribadi.
6) Jalan kehidupan yang cepat di kota-kota,
mengakibatkan pentingnya faktorwaktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu
yang tyeliti sangatpenting, untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan
seorangindividu.
7) Perubahan-perubahan sosial tampak dengan
nyata di kota-kota, sebabkota-kota biasanya terbuka dalam menerima
pengaruh-pengaruh dariIuar. Hal ini sering menimbulkan pertentangan antara
golongan tua dengangolongan muda. Oleh karena itu golongan muda yang belum
sepenuhnyaterwujud kepribadiannya, lebih sering mengikuti pola-pola baru
dalamkehidupannya.
2. Aspek
Positif dan Negatif Kota
Untuk menunjang aktivitas warganya serta untuk
memberikan suasanaaman, tenteram dan nyaman bagi warganya, kota dihadapkan keadaanbarusanmenyediakan
berbagai fasilitas kehidupan dan keharusan untuk mengatasiberbagai masalah yang
timbul sebagai akibat aktivitas warganya. Dengankata lain kota barus
berkembang.
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial,ekonomi,
kebudayaan dan politik. Kesemuanya ini akan dicerminkan dalamkomponen-komponen
yang membentuk struktur kota tersebut. Jumlah dankualitas komponen suatu kota
sangat ditentukan oleh tingkat perkembangandan pertumbuhan kota tersebut.
Secara umum dapat dikenal babwa suatulingkungan perkotaan, seyogyanya
mengandung 5 unsur yang meliputi :
a) Wisma : Unsur ini merupakan bagian ruang
kota yang dipergunakanuntuk tempat berlindung terbadap alam sekelilingnya,
serta untukmelangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga. Unsur
wismaini mengharapkan :
- Dapat mengembangkan daerab perumaban penduduk yang sesuaipertarribaban kebutuban penduduk untuk masa mendatang;
- Memperbaiki keadaan lingkungan perumaban yang telab ada agardapat mencapai standar mutu kebidupan yang layak, danmemberikannilai-nilai lingkungan yang aman dan menyenangkan.
b) Karya : Unsur ini merupakan syarat yang
utama bagi eksistensi suatukota, karena unsur ini merupakan jaminan bagi
kehidupan bermasyarakat.Penyediaan lapangan kerja bagi suatu kota dapat
dilakukan dengan caramenyediakan ruang; misalnya bagi kegiatan perindustrian,
perdagangan,pelabuhan, terminal serta kegiatan-kegiatan kerja lainnya.
c) Marga : Unsur ini merupakan ruang
perkotaan yang berfungsi untukmenyelenggarakan hubungan antara suatu tempat
dengan tempat lainnyadi dalam kota (hubungan internal), serta hubungan antara
kota itu dengankota-kota atau daerah lainnya (hubungan eksternal). Di dalam
unsur initermasuk :
1) Usaha pengembangan jaringan jalan dan
fasilitas-fasilitasnya(terminal,parkir, dan lain-lain) yang memungkinkan
pemberian pelayananseefisien mungkin;
2) Pengembangan jaringan telekomunikasi
sebagai suatu bagian darisistem transportasi dan komunikasi kota secara
keseluruhan.
d) Suka : Unsur ini merupakan bagian dari
ruang perkantoran untukmemenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas-fasilitas
hiburan, rekreasi,pertamanan, kebudayaan dan kesenian.
e) Penyempurnaan : Unsur ini merupakan bagian
yang penting bagi suatukota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam ke
empat unsur di atas,termasuk fasilitas keagamaan, pekuburan kota, fasilitas
pendidikan dankesehatan, jaringan utilitas umum.
Kelima unsur pokok ini merupakan pola pokok dari komponen-komponenperkotaan
yang kuantitas dan kualitasnya kemudian dirinci di dalamperencanaansuatu kota
tertentu sesuai dengan tuntutan kebutuhan yang spesifikuntuk kota tersebut pada
saat sekarang dan masa yang akan datang.
Pemecahan masalah-masalah tersebut atau pencapaian persyaratan di atas,hendaknya
dituangkan dalam suatu kebijaksanaan dasar yang dikaitkan denganpengembangan
wilayah dan interaksi kota dan sekitarnya secara berimbangdan harmonis. Untuk
itu semua, maka fungsi dan tugas aparatur PemerintahKota harus ditingkatkan :
1) Aparatur kota harus dapat menangani
pelbagai masalah yang timbul dikota. Untuk itu, maka pengetahuan tentang
administrasi kota danperencanaan kota harus dimilikinya;
2) Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan
dan pengaturan tata kotaharus dikerjakan dengan cepat dan tepat, agar tidak
disusul denganmasalah lainnya;
3) Masalah keamanan kota harus dapat
ditangani dengan baik sebabkalautidak, maka kegelisahan penduduk akan
menimbulkan masalah baru;
4) Dalam rangka pemekaran kota, harus
ditingkatkan kerjasama yang baikantara para pemimpin di kota dengan para
pemimpin di tingkat Kabupaten,tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah
Kabuaten di sekitarnya.
Oleh karena itu maka kebijaksanaan perencanaan dan mengembangkankota harus
dapat dilihat dalam kerangka pendekatan yang luas yaitu pendekatanregional.
Rumusan pengembangan kota seperti itu tergambar dalam pendekatanpenanganan
masalah kota sebagai berikut :
1) Menekan angka kelahiran;
2) Mengalihkan pusat pembangunan pabrik
(industri) ke pinggiran kota;
3) Membendung urbanisasi;
4) Mendirikan kota satelit di mana
pembukaan usaha relatif rendah;
5) Meningkatkan fungsi dan peranan
kota-kota kecil atau desa-desa yangtelah ada di sekitar kota besar;
6) Transmigrasi bagi warga yang miskin dan
tidak mempunyai pekerjaan.
Kota secara internal pada hakikatnya merupakan satu organisme, yaknim kesatuan
integral dari tiga komponen, meliputi "Penduduk, kegiatan usahadan
wadah" ruang fisiknya. Ketiganya saling berkait,
pengaruh-mempengaruhi,oleh karenanya suatu pengembangan yang tidak seimbang
antara ketiganya,akan menimbulkan kondisi kota yang tidak positif, antara lain
semakinmenurunnya kualitas hidup masyarakat kota. Dengan kata lain,
suatuperkembangan kota harus mengarah pada penyesuaian lingkungan fisik
ruangkota dengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha masyarakat kota.
Di pihak lain, kota mempunyai juga peran/fungsi esternal, yakni
seberapajauh fungsi dan peran kota tersebut dalam kerangka wilayah dan
daerahdaerahyang dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional maupunnasional.
Dengan pengertian ini diharapkan bahwa suatu pengembangan kotatidak mengarah
pada satu organ tersendiri yang terpisah dengan daerahsekitarnya, karena
keduanya saling pengaruh-mempengaruhi.
B. Masyarakat Pedesaan
Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartohadikusuma mengemukakan
sebagai berikut : Desa adalah suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal
suatu masyarakatpemerintahan sendiri.
Menurut Bintarto, desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial,
ekonomi, politik dan kultural yang terdapat di situ (suatu daerah)dalam
hubungannya dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain.
Sedangkan menurut Paul H. Landis : Desa adalah penduduknya kurang dari
2.500 jiwa.Dengan ciri-cirinya sebagai berikut :
a) Mempunyai pergaulan hidup yang saling
kenal mengenal antara ribuanjiwa.
b) Ada pertalian perasaan yang sama ten tang
kesukaan terhadap kebiasaan.
c) Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang
paling umum yang sangatdipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan
alam, sedangkanpekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batinyang
kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap wargalanggota masyarakatyang amat
kuat yang hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagianyang tidak dapat
dipisahkan dari masyarakat di mana ia hidup dicintainyaserta mempunyai perasaan
bersedia untuk berkorban setiap waktu demimasyarakatnya atau anggota-anggota
masyarakat, karena beranggapan sama-samasebagai anggota masyarakat yang saling
mencintai saling menghormati,mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap
keselamatan dankebahagian bersama di dalam masyarakat.
Adapun yang menjadi ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain sebagai berikut
:
a) Di dalam masyarakat pedesaan di antara
warganya mempunyai hubunganyang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan
dengan masyarakatpedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya;
b) Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan
dasar kekeluargaan(Gemeinschaft atau paguyuban).
c) Sebagian besar warga masyarakat pedesaan
hidup dari pertanian.Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian merupakan
pekerjaan sambilan(part time) yang biasanya sebagai pengisi waktu luang.
d) Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam
hal mata pencarian, agama,adat-istiadat dan sebagainya.
Oleh karena anggota masyarakat mempunyai kepentingan pokok yanghampir sama,
maka mereka selalu bekerja sama untuk mencapai kepentingankepentinganmereka.
Seperti pada waktu mendirikan rumah, upacara pestaperkawinan, memperbaiki jalan
desa, membuat saluran air dan sebagainya, dalam hal-hal tersebut mereka akan
selalu bekerjasama.
Bentuk-bentuk kerjasama dalam masyarakat sering diistilahkan dengangotong
royong dan tolong-menolong.
Pekerjaan gotong-royong pada waktu sekarang lebih populer dengan
istilahkerja bakti misalnya memperbaiki jalan, saluran air, menjaga keamanan
desa(ronda malam) dan sebagainya.
Sedang mengenai macamnya pekerjaan gotong-royong (kerja bakti) ituada dua
macam, yaitu :
- Kerja bersama untuk pekerjaan-pekerjaan yang timbulnya dari inisiatifwarga masyarakat itu sendiri (biasanya diistilahkan dari bawah).
- Kerjasama untuk pekerjaan-pekerjaan yang inisiatifnya tidak timbul darimasyarakat itu sendiri berasal dari luar (biasanya berasal dari atas).
Kerjasama jenis pertama biasanya, sungguh-sungguh dirasakankegunaannya bagi
mereka, sedang jenis kedua biasanya sering kurang dipahamikegunaannya.
C. Hubungan dan Perbedaan Desa dengan Kota
1. Hubungan Desa dan Kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisahsama
sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar di antarakeduanya
terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena diantara mereka
saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalammemenuhi kebutuhan warganya
akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayurmayur,daging dan ikan.Desa juga
merupakan sumber tenaga kasar bagi jenisjenispekerjaan tertentu di kota,
misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyekperumahan, proyek pembangunan
atau perbaikan jalan raya ataujembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya
adalah pekerja-pekerjamusiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di
sawah. Bilapekerjaan di bidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu
masapanen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa
sajayang tersedia.
Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan olehorang
desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat-obatan pembasmi hamapertanian,
minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan alattransportasi. Kota
juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidangbidangjasa yang dibutuhkan
oleh orang desa tetapi tidak dapat dilakukannyasendiri, misalnya saja
tenaga-tenaga di bidang medis atau kesehatan, montir-montir,elektronika dan
alat transportasi serta tenaga yang mampu memberikanbimbingan dalam upaya
peningkatan hasil budi daya pertanian, peternakanataupun perikanan darat.
Dalam kenyataannya hal ideal tersebut kadang-kadang tidak terwujudkarena
adanya beberapa pembatas. Jumlah penduduk semakin meningkat,tidak terkecuali di
pedesaan. Padahal, luas lahan pertanian sulit bertambah,terutama di daerah yang
sudah lama berkembang seperti pulau Jawa.
Peningkatan hasil pertanian hanya dapat diusahakan melalui intensifikasi budidaya
di bidang ini. Akan tetapi, pertambahan hasil pangan yang diperoleh melalui
upaya intensifikasi ini, tidak sebanding dengan pertambahan jumlah penduduk, sehingga
suatu saat hasil pertanian suatu daerah pedesaan hanya cukup untuk memenuhi
kebutuhan penduduknya saja, tidak ada yang dapat dijual lagi. Dalam keadaan
semacam ini, kotaterpaksa memenuhikebutuhan pangannya dari daerah lain, bahkan
kadang-kadang terpaksamengimpor dari luar negeri. Peningkatan jumlah penduduk
tanpa diimbangidengan perluasan kesempatan kerja ini akhirnya berakibat bahwa
dipedesaan terdapat banyak orang yang tidak mempunyai mata pencahariantetap.
Mereka ini merupakan kelompokpengangguran, baik sebagaipengangguran penuh
maupun setengah pengangguran.
2. Perbedaan Desa dan Kota
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untukmembedakan
antara desa dan kota. Dengan melihat pcrbedaan-perbedaan yangada mudah-mudahan
akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukanapakah suatu masyarakat dapat
disebut sebagai masyarakat pedesaan ataumasyarakat perkotaan.Ciri-ciri tersebut
antara lain :
1) jumlah dan kepadatan penduduk;
2) lingkungan hidup;
3) mata pencaharian;
4) corak kehidupan sosial;
5) stratifikasi sosial;
6) mobilitas sosial;
7) pola interaksi sosial;
8) solidaritas sosial; dan
9) kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional.
Meskipun tidak ada ukuran pasti, kota memiliki penduduk yang jumlahnya
lebih banyak dibandingkan desa. Hal ini mempunyai kaitan eratdengan kepadatan
penduduk, yaitu jumlah penduduk yang tinggal pada suatuluas wilayah tertentu,
misalnya saja jumlah per km2 (kilometer persegi) ataujumlah per hektar.
Kepadatan penduduk ini mempunyai pengaruh yang besarterhadap pola pembangunan
perumahan. Di desa jumlah penduduk sedikit,tanah untuk keperluan perumahan
cenderung ke arah horisontal, jarang adabangunan rumah bertingkat. J adi karen
a pelebaran samping tidakmemungkinkan maka untuk memenuhi bertambahnya
kebutuhan perumahan,pengembangannya mengarah ke atas.
Lingkungan hidup di pedesaan sangat jauh berbeda dengan di
perkotaan.Lingkungan pedesaan terasa lebih dekat dengan alam bebas. Udaranya
bersih,sinar matahari cukup, tanahnya segar diselimuti berbagai jenis
tumbuhtumbuhandan berbagai satwa yang terdapat di sela-sela pepohonan,
dipermukaan tanah, di rongga-rongga bawah tanah ataupun berterbangan diudara
bebas. Air yang menetes, merembes atau memancar dari sumbersumbernyadan
kemudian mengalir melalui anak-anak sungai mengairi petak-petakpersawahan.
Semua ini sangat berlainan dengan lingkungan perkotaanyang sebagian besar
dilapisi beton dan aspal. Bangunan-bangunan menjulangtinggi saling
berdesak-desakan dan kadang-kadang berdampingan danberhimpitan dengan
gubug-gubug liar dan pemukiman yang padat.
Sumber :
Harwantiyoko, Neltje F. Katuuk. (1997), Seri
diktat kuliah : MKDU Ilmu Sosial Dasar, Depok: Penerbit Gunadarma
Komentar
Posting Komentar