BAB 3 INDIVIDU, KELUARGA, dan MASYARAKAT
TUGAS 2 ILMU SOSIAL DASAR
A. Pengertian
Individu, Keluarga, dan Masyarakat
1. Individu
Individu
berasal dari kata latin, “individuum” artinya “yang tak terbagi”. Kata individu
merupakan merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang
paling kecil dan tak tebatas.
Kata individu
bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi,
melainkan sebagi satu kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia
perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen
2. Keluarga
Banyak pendapat mengenai pengertian keluarga, menurut beberapa
tokoh :
1. Sigmund
Freud, Keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan antara pria dengan
wanita dan didasarkan pada libido seksualitas. Jadi keluarga iru merupakan
manifestasi dari dorongan seksual dan landasan keluarga itu adalah kehidupan
seksual suami istri.
2. Durkheim, Keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil
faktor-faktor politik, ekonomi, dan lingkungan.
3. Ki
Hajar Dewantara, Keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat
oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai salah satu gabungan
yang hakiki, esensial, dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu
untuk memuliakan masing-masing anggotanya
Keluarga memliki
peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan karakter seseorang. Karena itu
keluarga memliki beberapa fungsi yang harus dipenuhi, beberapa fungsi tersebut,
yaitu :
a) Fungsi
Biologis. Keluarga dapat menyelenggarakan persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-anaknya
demi keberlangsungan keturunannya. Dan setiap manusia pada hakikatnya terdapat
semacam tuntutal biologis bagi kelangsungan hidup keturunannya, melalui
perkawinan. Persiapan perkawinan yang perlu dilakukan oleh orang tua bagi anak-anaknya
dapat berbentuk antara lain pengetahuan tentang kehidupan sex bagi suami
isteri, pengetahuan untuk mengatur rumah tangga bagi sang isteri, tugas dan
kewajiban bagi suami, memelihara pendidikan bagi anak-anak dan lain-lain.
Sehingga tepat pada waktunya ia sudah matang dalam mengarungi kehidupan berumahtangga.
Dengan persiapan yang cukup matang ini diharapkan dapat mewujudkan suatu bentuk
kehidupan rumah tangga yang baik dan harmonis. Kebaikan rumah tangga ini dapat
membawa pengaruh yang baik pula bagi kehidupan bermasyarakat.
b) Fungsi
Pemeliharaan. Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung
dari gangguan-gangguan sebagai berikut :
1) gangguan udara dengan berusaha
menyediakan rumah;
2) gangguan penyakit dengan berusaha
menyediakan obat-obatan;
3) gangguan bahaya dengan berusaha
menyediakan senjata, pagar tembok dan lain-lain.
Bila
dalam keluarga fungsi ini telah dijalankan dengan sebaik-baiknya sudah barang
tentu akan membantu terpeliharanya keamanan dalam masyarakat pula. Sehingga
terwujud suatu masyarakat yang terlepas/terhindar dari segala gangguan apapun
yang terjadi.
c) Fungsi
Ekonomi. Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan manusia yang pokok yaitu
:
1) kebutuhan makan dan minum
2) kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya
3) kebutuhan tempat tinggal.
Berhubung
dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan pokok ini maka orang tua diwajibkan
untuk berusaha keras agar supaya setiap anggota keluarga dapat cukup makan dan
minum, cukup pakaian serta tempat tinggal. Sehubungan dengan fungsi ini
keluarga juga berusaha melengkapi kebutuhan jasmani dimana keluarga(orang tua)
diwajibkan berusaha agar anggotanya mendapat perlengkapan hidup yang bersifat
jasmaniah baik yang bersifat umum maupun yang bersifat individual. Perlengkapan
jasmaniah keluarga yang sifatnya umum misalnya meja kursi, tempat tidur, lampu
dan lain-lain. Sedangkan perlengkapan jasmani yang bersifat individual misalnya
alat-alat sekolah, pakaian, perhiasan dan lain-lain. Juga dapat termasuk ke
dalam golongan perlengkapan jasmani adalah permainan anak. Permainan anak ini
memiliki nilai bagi anak-anak untuk mengembangkan daya cipta di samping sebagai
alat-alat rekreasi anak.
d) Fungsi
Keagamaan. Di negara Indonesia yang berideologi Pancasila berkewajiban pada
setiap warganya (rakyat) untuk menghayati, mendalami dan mengamalkan Pancasila di
dalam perilaku dan kehidupan keluarganya sehingga benar-benar dapat diamalkan
P4 ini dalam kehidupan keluarga yang Pancasila. Dengan dasar pedoman ini
keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan
ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Dengan demikian akan tercermin bentuk masyarakat yang Pancasila
apabila semua keluarga melaksanakan P4 dan fungsi keluarga itu.
e) Fungsi
Sosial. Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal
dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat
serta mempelajari peranan-peranan yang mungkin akan mereka jalankan kelak bila sudah
dewasa. Dengan fungsi ini diharapkan agar di dalam keluarga selalu terjadi pewarisan
kebudayaan atau nilai-nilai kebudayaan. Kebudayaan yang diwariskan itu adalah
kebudayaan yang telah dimiliki oleh generasi tua yaitu ayah dan ibu, diwariskan
kepada anak-anaknya dalam bentuk antara lain sopan santun, bahasa, cara
bertingkah laku, ukuran tentang baik buruknya perbuatan dan lain-lain. Dengan
melalui nasihat dan larangan, orang tua menyampaikan norma-norma hidup tertentu
dalam bertingkah laku.
3. Masyarakat
Pengertian
masyarakat juga banyak berasal dari beberapa tokoh, yaitu :
1. Drs.
JBAF Mayor Polak, masyarakat (society) adalah wadah dari segenap hubungan
sosial yang terdiri atas banyak sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok dan
tiap-tiap kelompok terdiri atas kelompok-kelompok lebih kecil atau subkelompok.
2. Prof.
M.M. Djodjodiguno, masyarakat adalah suatu kebulatan daripada segala
perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dengan manusia.
3. Hasan
Sadily, masyarakat adalah suatu keadaan badan atau kumpulan manusia yang hidup
bersama.
4. R.
Linton, seorang ahli antropologi mengatakan masyarakat adalah setiap kelompok
manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapat
mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan
sosial dengan batas-batas tertentu.
5. M.J.
Herskovist, menulis bahwa masyarakat
adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup
tertentu.
6. J.L.
Gillin dan J.P. Gillin, mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia
yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan
yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil.
7. S.R.
Steinmetz, seorang sosiologi Belanda, mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok
manusia yang terbesar yang meliputi pengelompokkan manusia yang lebih kecil,
yang mempunyai hubungan yang erat dan teratur.
Bila dilihat
keseluruhan maka : Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki
tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam
lingkungannya.
Dalam
pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi
masyarakat sederhana dan masyarakat maju (masyarakat modern).
1. Masyarakat
sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian
kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja dalam bentuk
lain tidak terlihat dengan jelas, dikarenakan pola kehidupan dan pola
perekonomian masyarakat masih primitif atau belum seperti pada masyarakat maju.
2. Masyarakat
maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok
sosial, atau biasa disebut kelompok organisasi kemasyarakatan
yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta memiliki tujuan tertentu
yang akan dicapai. Dalam masyarakat maju, terdapat dua kelompok masyarakat,
yaitu kelompok masyarakat non industri dan masyarakat industri.
A. Masyarakat
Non lndustri. kelompok masyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group).
a. Kelompok
primer. Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif,
lebih erat, dan lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok
"face to face group", sebab para anggota kelompok sering berdialog,
bertatap muka, karena itu bisa saling mengenal lebih dekat, dan lebih akrab.
Sifat interaksi dalam kelompok primer condong ke arah bersifat kekeluargaan dan
lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok
tidak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para
anggota dan atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Contoh-contoh kelompok
primer : keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar, kelompok agama, dsb.
b. Kelompok
sekunder. Interaksi anggota pada kelompok sekunder terjadi secara tidak langsung,
bersifat formal, juga tidak bersifat kekeluargaan. Pembagian kerja antaranggota
kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional dan obyektif.
B. Masyarakat lndustri. Durkheim
mempergunakan variasi pembagian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan
masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi ia cenderung menggunakan
dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks. Masyarakat yang
berada di tengah tidak termasuk didalamnya.
B. Hubungan Individu,
Keluarga dan Masyarakat
Di dalam
hubungan antara manusia dengan manusia lain, yang penting ialah reaksi sebagai
akibat dari hubungan tadi. Reaksi ini yang menyebabkan hubungan manusia
bertambah luas. Misalnya seorang yang menyanyi ia memerlukan reaksi berupa kritik
untuk memacu dirinya untuk lebih menigkatkan kualitas dirinya. Di dalam memberikan
reaksi tersebut ada kecenderungan untuk menserasikan dengan tindakan orang
lain. Hal ini disebabkan manusia sejak lahir mempunyai 2 hasrat/keinginan, yaitu
:
-
Keinginan
untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya (masyarakat) dengan bersosialisasi,
dan
-
Keinginan
untuk menjadi satu dengan suasana sekelilingnya.
Untuk dapat
menyesuaikan diri dengan kedua lingkungan tersebut manusia
menggunakan
pikiran untuk dapat menghadapi kehidupan yang terjadi di lingkungan tempat
mereka berada. Kesemuanya itu ditimbulkan kelompok-kelompok sosial (social
groups) dalam kehidupan manusia, karena manusia tak mungkin hidup sendiri.
Menurut
Ellwood, faktor-faktor yang menyebabkan manusia hidup bersama, adalah :
a. Dorongan
untuk mencari makanan; penyelenggaraan untuk mencari makanan itu lebih mudah
dilakukan dengan bekerjasama.
b. Dorongan
untuk mempertahankan diri; terutama pada keadaan primitif; dorongan ini
merupakan cambuk untuk kerjasama.
c. Dorongan
untuk melangsungkan jenis.
Manusia
sebagai makhluk sosial manapun tersusun dalam kelompok. Fakta ini menunjukkan
manusia mempunyai sosial akan pembawaan kemasyarakatan (sejumlah sifat-sifat
dapat berkembang dalam pergaulan dengan sesamanya) seperti hasrat bergaul dan
sebagainya.
Kecenderungan
sosial ini merupakan keanehan,yaitu perasaan yang lain. Misalnya harga
diri.Rasa harga diri tampak sebagai keinginan untuk berharga tetapi juga
kelihatan berharga. Orangyang gila hormat misalnya sebetulnya bertindak karena
dorongan penghargaan orang lain. Kadang-kadang rasa harga diri berhubungan juga
dengan suatu kelompok sosial tertentu, misalnya seorang anggota Parpol akan
bangga kalau Parpolnya dapat menunjukkan prestasi yang baik. Kerapkali rasa
harga diri menjelma menjadi nafsu untuk berkuasa.
Suatu himpunan
manusia supaya merupakankelompok sosial harus
memenuhi
syarat-syarat, antara lain :
1. Setiap
anggotanya harus sadar bahwa ia merupakan bagian lain
kelompoknya.
2. Ada
hubungan timbal balik antara anggota-anggotanya.
3. Ada
suatu faktor yang dimiliki bersama, seperti nasib yang sama, kepentingan yang
sama, tujuan yang sama, ideologi yang sama dan
sebagainya.
Jadi
masyarakat itu dibentuk oleh individu-individu yang beradab dalam
keadaan sadar.
Individu-individu yang hilang ingatan, individu-individu yang pikirannya rusak,
individu-individu tipe pertama tidak dapat menjadi anggota masyarakat yang
permanen, melainkan hanyalah kepada mereka yang benar-benar saling mengikatkan
diirinya dengan individu-individu lainnya.
Membentuk satu
kesatuan dapat disebut individu sebagai anggota masyarakat.
Sumber : Harwantiyoko, Neltje F.
Katuuk. (1997), Seri diktat kuliah : MKDU
Ilmu Sosial Dasar, Depok: Penerbit Gunadarma
Komentar
Posting Komentar