Karangan Ilmiah, Non-Ilmiah dan Tidak Ilmiah




Well, sekarang saya akan membahas mengenai "Apa itu karangan ilmiah? apa itu karangan non-ilmiah?, apa itu karangan tidak ilmiah?", serta perbedaan diantara tiga tipe karangan tersebut.

Berhubung saya sedang berkutat dengan tugas Penulisan ilmiah—diwajibkan oleh pihak kampus, semoga post kali ini dapat menambah pengetahuan "readers" serta saya sendiri dalam pengerjaan penulisan ilmiah.


Sebelum masuk ke "karangan ilmiah", pertama kita harus mengerti terlebih dahulu apa itu karangan, seperti apa macamnya, sifatnya serta bentuk karangan.



Karangan

Dalam berkomunikasi ataupun bercerita dipastikan seseorang telah membuat suatu susunan kalimat yang dapat dikatakan sebagai bentuk karangan. Cerita yang berdasarkan fakta, cerita rakyat, ataupun cerita yang benar-benar hanya berdasarkan imajinasi seseorang.

Menurut wikipedia indonesia karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.

Jika dalam bahasa, ada yang disebut mengarang yaitu kegiatan yang dilakukan untuk membuat karangan, dan karangan adalah hasil karya tulisan yang di buat seseorang, dan hasil karya tersebut berasal dari pengalamanya atau pengalaman orang lain atau bisa juga hasil proses pemikiran atau ide dari sipenulis yang ingin di sampaikan kepada si pembaca.

Menurut Syafie’ie (1988:41), tulisan pada hakikatnya adalah representasi bunyi-bunyi bahasa dalam bentuk visual menurut sistem ortografi tertentu. Banyak aspek bahasa lisan seperti nada, tekanan irama serta beberapa aspek lainya tidak dapat direpresentasikan dalam tulisan. Begitu juga halnya dengan aspek fisik, seperti gerak tangan, tubuh, kepala, wajah, yang mengiringi bahasa lisan tidak dapat diwujudkan dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, dalam mengemukakan gagasan secara tertulis, penulis perlu menggunakan bentuk tertentu.

Bentuk-bentuk tersebut, seperti dikemukakan oleh Semi (2003:29) bahwa secara umum karangan dapat dikembangkan dalam empat bentuk yaitu narasi, ekposisisi, deskripsi, dan argumentasi. Lalu sebagai tambahan terdapat jenis karangan persuasif.

  1. Karangan Narasi, sesuai namanya karangan ini lebih condong untuk menceritakan suatu kejadian secara urut, bisa secara sekuensial ataupun tidak. Karangan ini biasanya memiliki sebuah sebagai dasar cerita, sehingga membuat karangan tipe ini akan mengikuti alur yang telah ditetapkan pada plot tadi.
  2. Karangan Deskriptif, jenis ini mengarah kepada penggambaran suatu situasi ataupun kejadian secara menyuluruh, yang membuat pembaca diajak berimajinasi dan seolah-olah masuk kedalam visualisasi dari cerita. Dalam karangan ini, terdapat kata-kata kunci yang menjadi ciri khas dalam menyampaikan penggambaran suatu situasi dalam cerita.
  3. Karangan Eksposisi, berfokus kepada konten atau material informasi yang terkandung didalamnya. Biasanya menggunakan angka-angka, tabel, grafik, gambar, ataupun kritik. Karangan ini memberikan pernjelasan yang bersifat logis, obyektif, serta observatif.
  4. Karangan Argumentatif, memiliki sifat subyektif. Umumnya, merupakan ungkapan dari sang pengarang sendiri mengenai suatu kejadian atau permasalahan serta terdapat sanggahan ataupun persetujuan atas suatu informasi dan data-data tertentu.
  5. Karangan Persuasif, mengarah kepada ajakan yang dibuat oleh pengarang kepada pembacanya, entah itu secara implisit ataupun tersirat.

Karangan Ilmiah

Setelah mengetahui bahasan umum mengenai karangan, dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai karangan ilmiah, cirinya, syarat, serta jenis dari karangan/karya ilmiah.

Banyak pengertian mengenai apa itu karangan ilmiah, beberapa diantaranya yaitu :

  • Menurut Brotowidjoyo karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.
  • Susilo M. Eko (1955:11) mengatakan bahwa karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/keilmiahannya.
  • Pengertian ketiga, karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca.
  • Karya ilmiah dapat juga diartikan sebagai tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis dan menyajikan fakta umum serta ditulis menurut metodologi penulisan yang benar. Karya ilmiah ditulis dengan bahasa yang konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis dan dan didukung fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya.
  • Terakhir,  karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu permasalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian. Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang sistematis untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti. Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut.
Dari seluruh pengertian tersebut, kesimpulan yang bisa didapatkan ialah karangan/karya ilmiah adalah suatu karangan yang berdasarkan penelitian yang ditulis secara sistematis, berdasarkan fakta di lapangan, dan dengan menggunakan pendekatan metode ilmiah.

Karangan/karya yang bersifat ilmiah memiliki beberapa ciri dan syarat tertentu, sehingga tidak semua karangan yang ditulis berdasarkan fakta/informasi dan sistematis dapat dikatakan sebagai karangan ilmiah. Ciri dari suatu karangan ilmiah yaitu :

  1. Objektif, yaitu menapak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek (memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
  2. Netral. Setiap pernyataan atau penilaian tidak boleh terikat dengan kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
  3. Sistematis. Karangan harus mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demikian, pembaca dapat mengikutidengan mudah alur uraiannya.
  4. Logis. Hal ini berhubungan dengan teknik berpikir pengarang (penalaran). Apakah menggunakan tipe induktif atau deduktif. Jika ingin menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
  5. Orientasi Fakta. Maksudnya adalah setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, jika terdapat pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) dapat dipastikan karangan itu bukan karangan ilmiah.
  6. Tidak Pleonastis. Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata-katanya atau tidak berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).
  7. Ragam Formal. Dalam karya ilmiah, yang dipakai adalah tipe bahasa resmi bukan kata-kata yang dipakai sehari-hari.
Untuk syarat dari pembuatan suatu karangan/karya ilmiah adalah :

  • Karya tulis ilmiah harus memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
  • Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya bukan dari jenis bahasa yang berbelit-berbelit dan bertele-tele.
  • Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.
  • Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar, yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
  • Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandung dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.
  • Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).
Ciri dan Syarat dari karangan ilmiah sudah dijelaskan diatas, untuk jenis karangan ilmiah secara garis besar terbagi dua, yaitu karya ilmiah pendidikan dan karya ilmiah penelitian. Kedua jenis ini terbagi atas materi, susunan, tujuan, serta panjang pendeknya karya tulis ilmiah tersebut.

Karya Ilmiah Pendidikan

Tipe karya ilmiah pendidikan digunakan tugas untuk meresume pelajaran, serta sebagai persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan. Karya ilmiah pendidikan terdiri atas :

  1. Paper (Karya Tulis).
    Paper atau lebih populer dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah berisi ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan dari suatu ceramah yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya. Tujuan pembuatan paper ini adalah melatih mahasiswa untuk mengambil intisari dari mata kuliah atau ceramah yang diajarkan oleh dosen, penulisan paper ini agak diperdalam dengan beberapa subbab antara lain, Bab I Pendahuluan , Bab II Pemaparan Data, Bab III Pembahasan atau Analisis, dan Bab IV Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
  2. Pra Skripsi (Penulisan Ilmiah—Gunadarma)
    Pra Skripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai persyaratan mendapatkan gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan bagi mahasiswa pada jenjang akademik atau setingkat diploma 3 (D-3). Format tulisannya terdiri dari Bab I Pendahuluan (latar belakang pemikiran, permasalahan, tujuan penelitian atau manfaat penelitian dan metode penelitian). Bab II gambaran umum (menceritakan keadaan di lokasi penelitian yang dikaitkan dengan permasalahan penelitian), Bab III deskripsi data (memaparkan data yang diperoleh dari lokasi penelitian). Bab IV analisis (pembahasan data untuk menjawab masalah penelitian). Bab V penutup (kesimpulan penelitian dan saran).
  3. Skripsi
    Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta- fakta empiris-objektif baik berdasarkan peneliian langsung (observasi lapangan) maupun penelitian tidak langsung (study kepustakaan). Skripsi ditulis sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana S1. Pembahasan dalam skripsi harus dilakukan mengikuti alur pemikiran ilmiah yaitu logis dan emperis.
  4. Thesis
    Thesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dari pada skripsi, thesis merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister (S-2). Penulisan thesis bertujuan mensinthesikan ilmu yang diperoleh dari perguruan tinggi guna memperluas khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah master. Khazanah ini terutama berupa temuan-temuan baru dari hasil suatu penelitian secara mendalam tentang suatu hal yang menjadi tema thesis tersebut.
  5. Disertasi
    Disertasi adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan analisis terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru besar atau penguji pada suatu perguruan tinggi. Disertasi berisi tentang hasil penemuan-penemuan penulis dengan menggunakan penelitian yang lebih mendalam terhadap suatu hal yang dijadikan tema dari disertasi tersebut, penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis sendiri, yang kemudian penulis disertasi berhak menyandang gelar Doktor.

Karya Ilmiah Penelitian

Dalam bidang penelitian, biasanya suatu hasil penelitian dalam bentuk karya ilmiah dipresentasikan dalam suatu seminar ataupun diterbitkan dalam suatu bentuk laporan ataupun jurnal. Dalam hal ini, karya ilmiah terbagi atas 3 bentuk yaitu makalah seminar, laporan hasil penelitian, serta jurnal penelitian.

  1. Makalah Seminar
    • Naskah Seminar
      Naskah Seminar adalah karya ilmiah yang barisi uraian dari topik yang membahas suatu permasalahan yang akan disampaikan dalam forum seminar. Naskah ini bisa berdasarkan hasil penelitian pemikiran murni dari penulisan dalam membahas atau memecahkan permasalahan yang dijadikan topik atau tema dalam seminar.
    • Naskah Bersambung
      Naskah Bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri karya ilmiah, bisa disebut karya tulis ilmiah. Bentuk tulisan bersambung ini juga mempunyai judul atau title dengan pokok bahasan (topik) yang sama, hanya penyajiannya saja yang dilakukan secara bersambung, atau bisa juga pada saat pengumpulan data penelitian dalam waktu yang berbeda.
  2. Laporan Hasil Penelitian
    Laporan adalah bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara penulisannya dilakukan secara relatif singkat. Laporan ini bisa dikelompokkan sebagai karya tulis ilmiah karena berisikan hasil dari suatu kegiatan penelitian meskipun masih dalam tahap awal.
  3. Jurnal Penelitian
    Jurnal penelitian adalah buku yang terdiri karya ilmiah terdiri dari asal penilitian dan resensi buku. Penelitian jurnal ini harus teratur continue dan mendapatkan nomor dari perpustakaan nasional berupa ISSN (International Standard Serial Number).

Karangan Non-Ilmiah

Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).

Ciri-ciri dari karangan bersifat non-ilmiah yaitu :

  • Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
  • Fakta yang disimpulkan subyektif.
  • Gaya bahasa konotatif dan populer.
  • Tidak memuat hipotesis.
  • Penyajian dibarengi dengan sejarah.
  • Bersifat imajinatif.
  • Situasi didramatisir.
  • Bersifat persuasif.
  • Tanpa dukungan bukti.
Lalu, beberapa karangan yang merupakan jenis ini adalah dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman.

Perbedaan Karangan Ilmiah dan Non-Ilmiah

Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.

Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek, yaitu :

  1. Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri.
  2. Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.

Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk semi-ilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan semi-ilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semi-ilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semi-ilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semi-ilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semi-ilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan semi-ilmiah.

Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semi-ilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semi-ilmiah antara lain artikel,  feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.

Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya non-ilmiah bersifat :

  1. Emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi,
  2. Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative,
  3. Deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan 
  4. Jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.

Itulah deskripsi serta penjelasan mengenai karangan ilmiah, semoga dapat menambah pengetahuan mengenai karangan ilmiah, dan dapat menjelaskan serta mengetahui perbedaan karangan ilmiah dengan karangan jenis lainnya.


Sumber :

Komentar

Postingan Populer