"Good or Bad?" in Web Design
Dalam mendesain dan
merancang sebuah website pada dasarnya mengabungkan beberapa cabang desain dan
disiplin ilmu. Mengapa? karena dalam mendesain sebuah web kita tidak hanya
terpaku pada isi (content) saja, tetapi juga dari sisi psikologis user atau
orang yang akan dituju dari sebuah website tersebut. Beberapa cabang desain dan
disiplin ilmu yang digunakan dalam pembuatan website yaitu web graphic design
(desain grafis website), Interface design (desain antarmuka), Authoring
(pengkodean dan Software yang digunakan), User Experience Design (UX), serta
optimasi search engine (mesin pencari).
Jika kita ambil sebuah
contoh sebuah website yang buruk seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini
:
Website diatas
sangat jauh dari segi struktur maupun dari segi desain. Dari sisi layout (tata
letak) halaman, website diatas sangat buruk karena background dan teks (isi)
tidak ada hubungannya. Seluruh teks “terhighlight” serta tingkat keterbacaan
pada bagian header (kepala website) sangat kecil dikarenakan bakground yang
mengurangi tingkat keterbacaan judul website. Kemudian dari segi posisi teks
isi yang terlalu panjang serta bentuk ikon yang terkesan dibuat asal. Lalu
tidak adanya whitespace, yaitu bagian kosong yang membuat website terkesan
lebih luas serta “ruang bernafas” bagi pengunjung website.
Jika dibandingkan
dengan contoh tampilan website dibawah ini, website diatas bagaikan contoh “terburuk”
dari sebuah website.
Website yang baik
pada dasarnya bertitik beratkan pada desain dan struktur. Desain yang baik
mengakibatkan pengunjung website “betah” berlama-lama menjelajah website dan
secara tidak langsung akan melekat pada memori mereka karena website tersebut
dibuat berdasarkan asas estetika dan artistik yang baik. Website yang terstruktur
dengan baik akan memudahkan para pengunjung website dalam mengakses informasi yang berada dalam
website yang mereka kunjungi.
Dari segi
tinjauan desain ada 5 hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a.
Konten teks
b.
Desain grafis
c.
Navigasi
d.
Struktur, dan
e.
Link
A.
Textual Content
Pada dasarnya membaca sebuah teks dari sebuah
monitor sangat berbeda dibandingkan membaca dari sebuah website, dan orang-orang
cenderung membaca ke arah kepala(header) website, melihat sekilas website,
kalimat yang terseleksi dan paragraf tertentu. Karena itu dalam membuat teks
isi dari sebuah web sebaiknya gaya bahasa yang digunakan adalah paragraf
pendek, teks yang dapat terseleksi (scannable text), dan struktur hypertext. Jika
dari contoh diatas teks isinya (text content) sangat panjang dan sangat
menjemukkan dalam membacanya, sehingga menjenuhkan dalam membaca isi dari
website tersebut.
B.
Desain Grafis
Prinsip desain grafis sangat penting peranannya
dalam pembuatan sebuah website. Dari segi warna, tipografi, konsistensi, dan
estetika. Dari contoh web diatas, banyak hal yang jauh dari asas desain web
yang baik, seperti background teks yang bertolak belakang dengan background
dari website, penggunaan huruf yang standar “default”, dan banyak kata-kata
yang digaris bawahi serta berbeda warna.
C.
Navigasi
Banyak website yang kurang menampilkan web
navigasi yang baik. Karena pengunjung sebuah web memiliki latar belakang
pendidikan yang berbeda-beda, sebab itu diusahakan website yang baik
menampilkan Table of content (sitemap), Index, Navigation bar, dan kapabilitas
dalam search di dalamnya. Contoh website diatas struktur navigasi websitenya
sangat buruk, dimana semua tombol navigasi berada di sebelah kiri dan saling
bertumpukan dan bentuk ikon yang sangat buruk serta dan tidak adanya sitemap di
dalam website tersebut.
D.
Struktur Website
Struktur sebuah website sangat tergantung pada
hal berikut yaitu konektifitas, kekompakan (compactness), branching factor (jumlah
cabang), panjang halaman, serta jumlah link yang ada di dalamnya. Jika dari
contoh diatas, dilihat dari jumlah banyaknya tombol navigasi yang ada maka
otomatis jumlah halaman website akan sebanyak jumlah link navigasi yang ada.
E.
Links
Website yang baik dapat dengan mudah menangkap rasa
penasaran pengunjung website dengan mengklik link yang berada pada website
mereka. Contoh orang-orang akan lebih tertarik mengklik link “be our guest”
dibanding “book info” karena kata-kata yang sebelumnya membuat orang penasaran
jika mereka mengklik tombol tersebut. Untuk link, contoh web diatas terlalu
banyak dan penggunannya tidak efisien.
Komentar
Posting Komentar