Tugas 3 - Teori Organisasi Umum 1
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi dalam organisasi
sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan
dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan
seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk
membina hubungan kerja antar pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan
komunikasi secara lebih terperinci.
Di bawah ini ada beberapa
pendapat yang mendefinisikan komunikasi, diantaranya :
1. Keith Davis
Communication is the process of passing information and understanding from
one person to another. Komunikasi adalah Suatu proses penyampaian informasi dan
pengertian dari satu orang ke orang yang lain.
2. Chester I Barnard
Komunikasi adalah suatu alat di mana orang-orang yang bersangkutan saling
berhubungan satu sama lain dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan umum.
3. Koontz O'Donnell
Komunikasi adalah sebagai suatu pemindahan informasi dari satu orang ke
orang yang lain.
B. Unsur
Komunikasi
Dari ketiga pendapat diatas
bisa disimpulkan bahwa di dalam komunikasi harus mencakup tiga hal penting agar komunikasi tersebut berhasil baik :
a.
harus ada si
pembawa berita atau biasa disebut komunikator (sender).
b.
Harus ada si
penerima berita atau biasa disebut komunikan (Receiver).
c.
Berita atau
informasi yang akan disampaikan.
Dalam suatu
organisasi komunikasi dilakukan untuk menyampaikan berita, perintah dari
atasan, pemberitahuan kebijaksanaan perusahaan, ataupun untuk menanggapi
masalah bawahan atau keluhan bawahan. Dengan demikian keluhan, masalah maupun
informasi yang diperlukan antar karyawan maupun antar atasan-bawahan bisa
dilakukan/diselesaikan dengan baik.
Adapun agar
komunikasi yang dilakukan antar 2 orang atau lebih bisa berhasil baik harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Jelas yaitu
dinyatakan ke dalam bahasa yang dimengerti oleh si penerima berita.
b. Tepat dalam hal
orang yang dituju untuk diberi berita atau informasi yang perlu disampaikan.
c. Sasaran tujuan
pemberian berita atau informasi sebaiknya sesuai dengan yang diharapkan si pengirim.
C. Menyalurkan
Ide Melalui Komunikasi
Dalam berkomunikasi harus ada si pengirim berita ( sender ) maupun si penerima berita (
receiver ). Akan tetapi dalam prakteknya proses komunikasi harus melalui
tahapan-tahapan yang kadang-kadang tidak begitu mudah. Adapun tahap-tahapan
tersebut bisa digambarkan sebagai berikut:
Dalam
membina kerja sama dalam kelompok inilah yang nantinya digunakan dalam rangka
membina koordinasi kesatuan gerak dan arah yang sesuai dengan arah dan tujuan organisasi.
Agar tercapai koordinasi dalam kerjasama itu sangat
penting dilaksanakannya komunikasi yang setepat-tepatnya dan seefektif mungkin
sehingga koordinasi dan kerja sama benar~benar dapat dilaksanakan
setepat-tepatnya juga.
Pengambilan keputusan juga sangat memerlukan
komunikasi yang setepat-tepatnya, karena dalam akhir dari pengambilan keputusan
tersebut hendaknya juga merupakan pencerminan dari adanya koordinasi dan kerja
sama yang tercipta dalam lingkungan perusahaan atau lingkungan organisasi.
Untuk jelasnya hubungan komunikasi dalam koordinasi
kerja sama dapat digambarkan sebagai berikut :
Hubungan komunikasi dengan koordinasi dan kerja sama
dalam pemaksimuman pemanfatan sumber-sumber ekonomi dan waktu.
D. Hambatan
Komunikasi
Tidak mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif.
Bahkan beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkinlah seseorang
melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya efektif. Ada banyak hambatan yang
bisa merusak komunikasi. Ada beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi
yang harus menjadi perhatian bagi komunikator kalau ingin komunikasinya sukses.
Ketika anda sedang bercakap-cakap dengan orang lain di
beranda rumah anda tiba-tiba lewat kendaraan motor dengan suara knalpot yang
bising, seketika pula anda menghentikan pembicaraan karena merasa terganggu. Hal
ini dalam dunia komunikasi disebut noise (gangguan komunikasi). Proses komunikasi
tidak akan berjalan lancar jika terjadi gangguan dalam komunikasi. Gangguan
atau hambatan itu secara umum dapat
dikelompokkan
menjadi hambatan internal dan hambatan eksternal, yaitu :
a.
Hambatan
internal, adalah hambatan yang berasal dari dalam diri individu yang terkait
kondisi fisik dan psikologis. Contohnya, jika seorang mengalami gangguan
pendengaran maka ia akan mengalami hambatan komunikasi. Demikian pula seseorang
yang sedang tertekan (depresi) tidak akan dapat melakukan komunikasi dengan baik.
b.
Hambatan
eksternal, adalah hambatan yang berasal dari luar individu yang terkait dengan
lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya. Contohnya, suara gaduh dari
lingkungan sekitar dapat menyebabkan komunikasi tidak berjalan lancar. Contoh
lainnya, perbedaan latar belakang sosial budaya dapat menyebabkan salah
pengertian.
Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy, MA dalam bukunya
Ilmu, Teori, dan Filasafat Komunikasi. Ada 4 jenis hambatan komunikasi, yaitu :
a.
Gangguan
Ada 2 jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang
menurut sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan semantic.
a.
Gangguan
mekanik
Gangguan yang disebabkan oleh saluran komunikasi atau
kegaduhan yang bersifat fisik.
b.
Gangguan
semantic
Gangguan jenis ini bersangkutan dengan pesan
komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantic tersaring ke
dalam pesan melalui penggunaan bahasa. Lebih banyak kekacauan mengenai
pengertian suatu istilah atau konsep yang terdapat pada komunikator, akan lebih
banyak gangguan semantic dalam pesannya. Gangguan ini terjadi dalam salah
pengertian.
b.
Kepentingan
Kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam
menanggapi atau menghayati suatu pesan.
c.
Motivasi
terpendam
Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang
sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya. Semakin sesuai komunikasi
dengan motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat
diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan
mengabaikan suatu komunikasi yang tak sesuai dengan motivasinya.
d.
Prasangka
Prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan
berat bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka
belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan
komunikasi.
E. Klasifikasi Komunikasi Dalam
Organisasi
Biasanya
seseorang yang melakukan komunikasi dengan seseorang mempunyai tujuan yang
berbeda-beda tergantung pada maksud pribadi seseorang. Seseorang yang melakukan
komunikasi dengan orang lain bisa bertujuan untuk memberikan informasi kepada
orang yang menerima berita tersebut, bisa juga seseorang yang melakukan
komunikasi dengan orang lain karena bertujuan untuk memperoleh berita yang
diperlukan dalam melaksanakan pekerjaaannya tetapi bisa juga seseorang yang
melakukan komunikasi dengan orang lain karena bertujuan untuk merundingkan
sesuatu atau musyawarah untuk mencapai persetujuan diantara mereka.
Bentuk bagaimana
komunikasi terjadi dalam suatu
organisasi bisa dilihat dalam ilustrasi sebagai berikut :
a.
One Way
Traffic : Komunikasi satu arah yang artinya komunikasi ini terjadi jika
seseorang yang mengirim berita tidak bermaksud untuk menerima umpan balik
(respon) dari orang yang menerimanya secara langsung. Jadi hanya bermaksud
memberikan informasi atau menyampaikan perintah dari atasan untuk dikerjakan
karyawan.
A--------------------Ã B
A : Si pengirim berita
B : Si penerima berita
b.
Two Way
Traffic : Komunikasi yang terjadi antara seseorang dengan orang lain di mana
kedua orang tersebut sama-sama aktif dalam memberikan tanggapan. Jadi baik
komunikator maupun komunikan sama-sama aktif dalam berinteraksi. Two way
traffic ini biasanya dilakukan diantara sesama ternan atau sesama karyawan yang
berada dalam tingkatan strnktur organisasi yang sama.
Aß--------------------à B
A : Si pengirim berita
B : Si penerima berita
c.
Komunikasi
lebih dari 2 orang : Menurnt .J E Walters dalam suatu organisasi bisa dicari
berapa jumlah arus tata hubungan yang terjadi kalau penambahan jumlah orang
yang melakukan komunikasi terus bertambah. Sebagai gambaran lihat pada gambar
sebagai berikut :
Dari gambar diatas jelas terdapat 4 orang
pejabat yaitu Kabag I, Kabag II , Kabag III dan kepala Biro , sehingga
kemungkinan komunikasi yang terjadi adalah sebagai berikut :
a.
Komunikasi
antara Kepala Biro dengan masing masing Kabag secara dua arah (Aß--------------------à B) sejumlah 6 arah komunikasi.
b. Komunikasi antara masing- masing Kabag baik
antara Kabag I dengan Kabag II, maupun Kabag I dengan Kabag III atau Kabag II
dengan Kabag III secara dua arah komunikasi.
c. Dari komunikasi yang terbentuk antara Kepala
Biro dengan Kabag maupun antara sesama Kabag terjadi sebanyak 12 arus tata hubungan
komunikasi.
F. Faktor Perubahan Organisasi
Secara garis besar faktor penyebab terjadinya
perubahan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
Faktor ekstern
Faktor intern.
A. Faktor Ekstern
Adalah penyebab perubahan yang berasal dari luar, atau sering disebut
lingkungan. Organisasi bersifat responsive terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya.
Oleh karena itu, jarang sekali suatu organisasi melakukan perubahan besar tanpa
adanya dorongan yang kuat dari lingkungannya. Artinya, perubahan yang besar itu
terjadi karena lingkungan menuntut seperti itu. Beberapa penyebab perubahan
organisasi yang termasuk faktor ekstern adalah perkembangan teknologi, faktor
ekonomi dan peraturan pemerintah.
Perkembangan dan kemajuan teknologi juga merupakan penyebab penting
dilakukannya perubahan. Penggantian perlengkapan lama dengan perlengkapan baru
yang lebih modern menyebabkan perubahan dalam berbagai hal, misalnya: prosedur
kerja, kualitas dan kuantitas tenaga kerja, jenis bahan baku, jenis output yang
dihasilkan, system penggajian yang diberlakukan yang memungkinkan jumlah
bagian-bagian yang ada dikurangi atau hubungan pola kerja diubah karena adanya
perlengkapan baru.
Perkembangan IPTEK terus berlanjut sehingga setiap saat ditemukan berbagai
produk teknologi baru yang secara langsung atau tidak memaksa organisasi untuk
melakukan perubahan. Organisasi yang tidak tanggap dan bersedia menyerap
berbagai temuan teknologi tersebut akan tertinggal dan pada gilirannya tidak
akan sanggup survive.
B. Faktor Intern
Adalah penyebab perubahan yang berasal dari dalam organisasi yang
bersangkutan, yang dapat berasal dari berbagai sumber antara lain :
·
Problem hubungan antar anggota
·
Problem dalam proses kerja sama
·
Problem keuangan.
Hubungan antar anggota yang kurang harmonis merupakan salah satu problem
yang lazim terjadi. Dibedakan menjadi dua, yaitu: problem yang menyangkut
hubungan atasan bawahan (hubungan yang bersifat vertikal), dan problem yang
menyangkut hubungan sesama anggota yang kedudukannya setingkat (hubungan yang
bersifat horizontal). Problem atasan bawahan yang sering timbul adalah problem
yang menyangkut pengambilan keputusan dan komunikasi. Keputusan pimpinan yang
berkenaan dengan system pengupahan, misalnya dianggap tidak adil atau tidak
wajar oleh bawahan, atau putusan tentang pemberlakuan jam kerja yang dianggap
terlalu lama, dsb. Hal ini akan menimbulkan tingkah laku anggota yang kurang
menguntungkan organisasi, misalnya anggota sering terlambat. Komunikasi atasan
bawahan juga sering menimbulkan problem. Keputusannya sendiri mungkin baik
tetapi karena terjadi salah informasi, bawahan menolak keputusan pimpinan.
Dalam hal seperti ini perubahan yang dilakukan akan menyangkut system saluran
komunikasi yang digunakan.
Problem yang sering timbul berkaitan dengan hubungan sesame anggota
organisasi pada umumnya menyangkut masalah komunikasi dan kepentingan
masing-masing anggota.
Proses kerja sama yang berlangsung dalam organisasi juga kadang-kadang
merupakan penyebab dilakukannya perubahan. Problem yang timbul dapat menyangkut
masalah system kerjasamanya dan dapat pula menyangkut perlengkapan atau peralatan
yang digunakan.
Sistem kerja sama yang terlalu birokratis atau sebaliknya dapat menyebabkan
suatu organisasi menjadi tidak efisien. System birokrasi (kaku) menyebabkan
hubungan antar anggota menjadi impersonal yang mengakibatkan rendahnya semangat
kerja dan pada gilirannya produktivitas menurun, demikian sebaliknya. Perubahan
yang harus dilakukan akan menyangkut struktur organisasi yang digunakan.
Perlengkapan yang digunakan dalam mengolah input menjadi output juga dapat
merupakan penyebab dilakukannya perubahan. Tujuan penggunaan berbagai
perlengkapan dan peralatan dalam proses kerjasama ialah agar diperoleh hasil
secara efisien.
G. Proses
Perubahan Organisasi
Yang
dimaksud dengan proses perubahan adalah tata urutan atau langkah langkah dalam mewujudkan
perubahan organisasi. Langkah tersebut terdiri dari :
a. Mengadakan
Pengkajian : Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap organisasi apapun tidak dapat
menghindarkan diri dari pengaruh daripada berbagai perubahan yang terjadi di
luar organisasi. Perubahan yang terjadi di luar organisasi itu mencakup
berbagai bidang, antara lain politik, ekonomi, teknologi, hukum, sosial budaya
dan sebagainya. Perubahan tersebut mempunyai dampak terhadap organisasi, baik
dampak yang bersifat negatif maupun positif. Dampak bersifat negatif apabila
perubahan itu menjadi hambatan bagi kelancaran, perkembangan dan kemajuan
organisasi. Dampak bersifat positif apabila perubahan itu dapat memperlancar
kegiatan, perkembangan dan kemajuan organisasi atau dalam bentuk kesempatan-kesempatan
baru yang tidak tersedia sebelumnya.
b. Mengadakan
Identifikasi : Yang perlu diidentifikasi adalah dampak perubahan perubahan yang
terjadi dalam organisasi. Setiap faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan
organisasi harus diteliti secara cermat sehingga jelas permasalahannya dan
dapat dipecahkan dengan tepat.
c. Menetapkan
Perubahan : Sebelum langkah-langkah perubahan diambil, pimpinan organisasi
harus yakin terlebih dahulu bahwa perubahan memang harus dilakukan, baik dalam
rangka meningkatkan kemampuan organisasi maupun dalam rangka mempertahankan
eksistensi serta pengembangan dan pertumbuhan organisasi selanjutnya.
d. Menentukan
Strategi : Apabila pimpinan organisasi yakin bahwa perubahan benar-benar harus
dilakukan maka pemimpin organisasi haru segera menyusun strategi untuk
mewujudkannya.
e. Melakukan
Evaluasi : Untuk mengetahui apakah hasil dari perubahan itu bersifat positif
atau negatif, perlu dilakukan penilaian. Apabila hasil perubahan sesuai dengan
harapan berarti berpengaruh postif terhadap organisasi, dan apabila sebaliknya
berarti negatif.
H. Ciri
Pengembangan Organisasi
Suatu strategi pendidikan yang
kompleks yang dimaksudkan untuk mengubah keyakinan, sikap, nilai, dan struktur
organisasi sehingga mereka dapat lebih beradaptasi dengan teknologi baru,
pemasaran dan tantangan, dan tingkat yang memusingkan perubahan itu sendiri.
Maka Pengembangan organisasi yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Merupakan
strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, yang memiliki
sasaran jelas berdasarkan diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang
dihadapi oleh organisasi.
b. Merupakan
kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan
terjadi.
c. Menekankan
cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi
dan semua satuan kerja dalam organisasi.
d. Mengandung
nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
e. Menggunakan
pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi,
interaksi dan interdependensi antara berbagai satuan kerja sebagai bagian
integral di suasana yang utuh.
f.
Menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya
meningkatkan efektivitas organisasi.
Bila
selama ini kita hanya mengenal pembelajaran pada tingkat individu dan kelompok,
maka perkembangan manajemen telah mengenal pembelajaran organisasi (learning
organization), yang secara sederhana dapat diartikan sebagai : organisasi yang
secara terus menerus melakukan perubahan diri agar dapat mengelola pengetahuan
lebih baik lagi, memanfaatkan tekhnologi, memberdayakan sumber daya, dan
memperluas area belajarnya agar mampu bertahan di lingkungan yang selalu
berubah.
I. Metode
Perubahan Organisasi
Ada berbagai
teknik yang dirancang para ahli, dengan tujuan meningkatkan kemampuan
berkomunikasi serta bekerja secara efektif, antar-individu maupun antarkelompok
dalam organisasi. Beberapa teknik yang sering digunakan berikut ini :
a) Sensitivity training, merupakan teknik OD
yang pertama diperkenalkan dan ayang dahulu paling sering digunakan. Teknik ini
sering disebut juga T-group. Dalam kelompok kelomok T (singkatan training) yang
masing masing terdiri atas 6 – 10 peserta, pemimpin kelompok (terlatih)
membimbing peserta meningkatkan kepekaan (sensitivity) terhadap orang lain,
serta ketrampilan dalam hubunga antar-pribadi.
b) Team Building, adalah pendekatan yang
bertujuan memperdalam efektivitas serta kepuasaan tiap individu dalam kelompok
kerjanya atau tim. Teknik team building sangat membantu meningkatkan kerjasama
dalam tim yang menangani proyek dan organisasinya bersifat matriks.
c) Survey feedback. Dalam teknik sruvey
feedback. Tiap peserta diminta menjawab kuesioner yang dimaksud untuk mengukur
persepsi serta sikap mereka (misalnya persepsi tentang kepuasan kerja dan gaya
kepemimpinan mereka). Hasil surveini diumpan balikkan pada setiap peserta,
termasuk pada para penyelia dan manajer yang terlibat. Kegiatan ini kemudian
dilanjutkan dengan kuliah atau lokakarya yang mengevaluasi hasil keseluruhan
dan mengusulkan perbaikan perbaikan konstruktif.
d) Transcational Analysis (TA). TA
berkonsentrasi pada gaya komunikasi antar-individu. TA mengajarkan cara
menyampaikan pesan yang jelas dan bertanggung jawab, serta cara menjawab yang
wajar dan menyenangkan. TA dimaksudkan untuk mengurangi kebiasaan komunikasi
yang buruk dan menyesatkan.
e) Intergroup activities. Fokus dalam teknik
intergroup activities adalah peningkatan hubungan baik
antar-kelompok.Ketergantungan antar kelompok , yang membentuk kesatuan
organisasi, menimbulkan banyak masalah dalam koordinasi. Intergroup activities
dirancang untuk meningkatkan kerjasama atau memecahkan konflik yang mungkin
timbul akibat saling ketergantungan tersebut.
f) Proses Consultation. Dalam Process
consultation, konsultan OD mengamati komunikasi , pola pengambilan keputusan ,
gaya kepemimpinan, metode kerjasama, dan pemecahan konflik dalam tiap unit
organisasi. Konsultan kemudian memberikan umpan balik pada semua pihak yang
terlibat tentang proses yang telah diamatinya , serta menganjurkan tindakan
koreksi.
g) Grip OD. Pendekatan grip pada pengembangan
organisasi di dasarkan pada konsep managerial grip yang diperkenalkan oleh
Robert Blake dan Jane Mouton. Konsep ini mengevaluasi gaya kepemimpinan mereka
yang kurang efektif menjadi gaya kepemimpinan yang ideal, yang berorientasi
maksimum pada aspek manusia maupun aspek produksi.
h) Third-party peacemaking. Dalam menerapkan
teknik ini, konsultan OD berperan sebagai pihak ketiga yang memanfaatkan
berbagai cara menengahi sengketa, serta berbagai teknik negosiasi untuk
memecahkan persoalan atau konflik antar-individu dan kelompok.
J. Kepemimpinan
Kepemimpinan
(leadership), adalah bagian tersendiri dari manajemen. Manajer dalam
meleksanakan fungsi-fungsi manajemen memerlukan adanya kepemimpinan. Kepemimpinan
yang efektif harus memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja
dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi, tanpa kepemimpinan hubungan antara
tujuan perseorangan dengan tujuan organisasi mungkin menjadi renggang (lemeh).
Oleh karena itu kepemimpinan sangat diperlukan bila suatu organisasi ingin
sukses. Namun demikian sebenarnya kepemimpinan itu sendiri masih merupakan
suatu konsep yang sulit diterangkan atau merupakan sebuah "kotak
hitam" (black box) yang sangat indah.
A. Teori
Kepemimpinan
Sebelum mencoba
untuk menganalisa kedudukan kepemimpinan dalam suatu organisasi perlu
ditelusuri dulu perkembangan teori kepemimpinan yaitu :
a. Teori
sifat kepemimpinan Analisis ilmiah tentang kepemimpinan dimulai dengan
memusatkan perhatian pada para pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah suatu
fungsi kualitas seorang individu, bukan fungsi situasi, teknologi, atau
dukungan masyarakat. Keith davis mengikhtisarkan ada empat ciri utama yang
mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan dalam organisasi yaitu :
·
kecerdasan ( intellegence)
·
kedewasaan sosial dan hubungan sosial yang luas
(social maturity and breath)
·
motivasi diri dan dorongan berprestasi
·
sikap-sikap hubungan manusiawi.
b. Teori
kelompok Teori kelompok dalam kepemimpinan (group theory of leadership)
dikembangkan atas dasar ilmu psikologi sosial. Teori ini menyatakan bahwa untuk
pencapaian tujuan-tujuan kelompok harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin
dan bawahannya.
c. Teori
situasional (contingency) Pendekatan sifat maupun kelompok terbukti tidak
memadai untuk mengungkap teori kepemimpinan yang menyeluruh, perhatian
dialihkan pada aspek - aspak situasional kepemimpinan. Fred Fiedleer telah
mengajukan sebuah model dasar situasional bagi efektivitas kepemimpinan yang
dikenal sebagai contingency model of leadership effectiveness yang menjelaskan hubungan
antara gaya kepemimpinan dan situasi yang menguntungkan atau menyenangkan,
situasi-situasi tersebut digambarkan dalam tiga dimensi empirik yaitu :
·
hubungan pimpinan-anggota
·
tingkat dalam struktur tugas
·
posisi kekuasaan.
d. Teori Path
– Goal Teori ini menganalisa pengaruh (dampak) kepemimpinan terutama perilaku
pemimpin terhadap motivasi bawahan, kepuasan dan pelaksanaan kerja. Teori ini
memasukkan empat tipe atau gaya pokok perilaku pemimpin yaitu :
·
kepemimpinan direktif (directive leadership)
·
kepemimpinan suportif (supportive leadership)
·
kepemimpinan partisipatif (participative
leadership)
·
kepemimpinan orientasi prestasi
(achievement-oriented leadership).
Kesimpulan :
Dalam suatu
organisasi pasti akan terjadi perubahan atau
pembaharuan dalam sistemnya. Dalam hal ini komunikasi sangat berperan penting
untuk mencapainya. Seorang pemimpin juga salah satu faktor penting untuk
mengarahkan kemana organisasi akan bergerak, apakah ke lebih baik atau
sebaliknya. Hubungan timbal-balik antara para
karyawan, karyawan ke manajer atau sebaliknya (komunikasi) harus dilakukan dengan baik, agar tidak terjadi konflik di
dalam suatu organisasi, sehingga komunikasi dapat menjadi dasar untuk suatu
organisasi menjadi lebih baik.
Sumber :
Seri Buku Diktat Kuliah : Pengantar Organisasi dan Metode, Gunadarma, Jakarta, 1991
http://dukhonajjib.blogspot.com/2013/05/proses-perubahan-organisasi.html
http://www.freewebs.com/hijrahsaputra/makalah/PEMBAHASAN%20PEMBAHARUAN%20ORGANISASI.htm
http://itha911.wordpress.com/kumpulan-makalah-2/hambatan-komunikasi/
http://ediwibowo88.blogspot.com/2010/05/pendahuluan-1.html
Komentar
Posting Komentar